§
Reaksi
Subtitusi
Reaksi substitusi atau disebut reaksi pertukaran gugus
fungsi terjadi saat atom atau gugus atom dari suatu senyawa karbon digantikan
oleh atom atau gugus atom lain dari senyawa yang lain.
Reaksi secara umum:
R - H
+ X2 → R –
X +
H – X
Alkana
halogen haloalkana asam klorida
Contoh:
CH3-CH3 (g) + Cl2 (g)
→ CH3-CH2-Cl (g) + HCl (g)
Etana
gas klor
kloroetana asam klorida
Mekanisme Reaksi :
Atom karbon ujung suatu alkil halida mempunyai muatan
positif parsial. Karbon ini bisa rentan terhadap (susceptible; mudah diserang
oleh) serangan oleh anion dan spesi lain apa saja yang mempunyai sepasang
elektron menyendiri (unshared) dalam kulit luarnya. Dalam suatu reaksi
substitusi alkil halida, halida itu disebut gugus pergi (leaving group) suatu
istilah yang berarti gugus apa saja yang dapat digeser dari ikatannya dengan
suatu atom karbon. Ion Halida merupakan gugus pergi yang baik, karena ion-ion
ini merupakan basa yang sangat lemah. Basa kuat seperti misalnya OH-, bukan
gugus pergi yang baik. Spesi (spesies) yang menyerang suatu alkil halida dalam
suatu reaksi substitusi disebut nukleofil (nucleophile, “pecinta nukleus”),
sering dilambangkan dengan Nu-. Umumnya, sebuah nukleofil ialah spesi apa saja
yang tertarik ke suatu pusat positif ; jadi sebuah nukleofil adalah suatu basa
Lewis. Kebanyakan nukleofil adalah anion, namun beberapa molekul polar yang
netral, seperti H2O, CH3OH dan CH3NH2 dapat juga bertindak sebagai nukleofil.
Molekul netral ini memiliki pasangan elektron menyendiri, yang dapat
digunakan untuk membentuk ikatan sigma.
Lawan nukleofil ialah elektrofil (“pecinta elektron”)
sering dilambangkan dengan E+. Suatu elektrofil ialah spesi apa saja yang
tertarik ke suatu pusat negatif, jadi suatu elektrofil ialah suatu asam Lewis
seperti H+ atau ZnCl2
Reaksi substitusi dapat dibedakan
menjadi (a) reaksi substitusi radikal bebas; (b) reaksi substitusi nukleofilik;
dan (c) reaksi substitusi elektrofilik.
Reaksi Substitusi Radikal Bebas
Reaksi substitusi radikal bebas
terjadi apabila gugus yang mengganti adalah radikal bebas. Pereaksi radikal
bebas adalah atom atau gugus atom yang mengandung sebuah elektron yang tidak
berpasangan. Pereaksi radikal bebas umumnya digunakan pada reaksi yang
menyebabkan pemutusan homolitik dari substrat. Reaksi ini dimulai dengan
pembentukan radikal bebas yang reaktif. Radikal tersebut beresaksi dengan
molekul lain membentuk radikal bebas baru yang meneruskan reaksi berikutnya.
Contoh reaksi substitusi radikal bebas adalah reaksi antara metana dengan gas
klor mengasilkan monoklor-metana dan asam klorida.
Reaksi Substitusi Nukleofilik
Reaksi substitusi nukleofilik
terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan pereaksi nukleofil. Contoh
reaksi substitusi nukleofilik adalah reaksi antara etanol dengan asam bromida
menghasilkan etil-bromida.
Reaksi substitusi elektrofilik
Reaksi substitusi nukleofilik
terjadi apabila gugus yang mengganti merupakan pereaksi elektrofil.
§ Reaksi Substitusi
Nukleofilik
A.
Reaksi Substitusi Nukleofilik
Para pakar Kimia Organik fokus perhatiannya banyak
ditujukan pada reaksi substitusi nukleofilik pada sistem alifatik. Hasil-hasil
penelitian dalam bidang ini telah memberikan sumbangan yang besar terhadap
kemajuan sintesis organik dan mekanisme reaksi. Nukleofil sendiri sinonim
dengan basa Lewis, adalah suatu spesies netral atau anion yang mempunyai
pasangan elektron bebas yang berada dalam orbital molekuler berenergi tinggi.
Reaksi nukleofil dapat digolongkan menjadi reaksi nukleofi 1 (SN1),
reaksi nukleofil 2 (SN2).
Contoh
masing-masing reaksi adalah:
2. Mekanisme Reaksi Substitusi Nukleofilik Pada dasarnya terdapat dua mekanisme reaksi substitusi nukleofilik. Mereka dilambangkan dengan SN2 adan SN1. Bagian SN menunjukkan substitusi nukleofilik, sedangkan arti 1 dan 2 akan dijelaskan kemudian. A. Reaksi SN2 Mekanisme SN2 adalah proses satu tahap yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Nukleofil
menyerang dari belakang ikatan C-X. Pada keadaan transisi, nukleofil dan gugus
pergi berasosiasi dengan karbon di mana substitusi akan terjadi. Pada saat
gugus pergi terlepas dengan membawa pasangan elektron, nukleofil memberikan
pasangan elektronnya untuk dijadikan pasangan elektron dengan karbon. Notasi 2 menyatakan
bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam
langkah penentu kecepatan reaksi dalam mekanisme reaksi.
B. Mekanisme Substitusi Nukleofilik
Pada
dasarnya terdapat 2 mekanisme substitusi nukleofilik yaitu :
Reaksi nukleofil
2 (SN 2)
Nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-L. Pada satu keadaan (keadaan peralihan)
nukleofil dan gugus bebas keduanya berasosiasi dengan karbon dimana substitusi
terjadi. Pada saat gugus bebas membawa serta elektronnya nukleofil memberikan
pasangan elektron lain. Lambang 2 digunakan untuk mekanisme kerja ini sebab
reaksi ini adalah bimolekuler atau
dua molekul, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam 2 tahap kunci (memang
hanya satu-satunya tahap) dalam mekanisme reaksi.
Adapun cara
mengetahui suatu nukleofil dan substrat bereaksi dengan mekanisme SN2
yaitu :
1. Karena nukleofil dan substrat terlibat, kecepatan
reaksi bergantung pada konsentrasi kedua pereaksi tersebut. Reaksi ion
hidroksida dengan etil bromide adalah salah satu contoh reaksi SN2.
Jika konsentrasi basa (OH-) dilipat duakan, kita dapati bahwa reaksi
berjalan dua kali lebih cepat.Hasil yang sama diperoleh jika konsentrasi etil
bromide di lipatduakan. Akan kita lihat segera bahwa sifat kecepatan reaksi
begini tidak terdapat pada proses SN1.
2. Reaksi terjadi dengan pembalikan(inverse) konfigurasi.
misalnya, jika kita mereaksikan (R)-2-bromobutana dengan natrium hidroksida,
akan diperoleh (S)-2-butanol. ion hidroksida harus menyerang dari belakang
ikatan C-Br. Pada saat substitusi terjadi, ke tiga gugus yang melekat pada
karbon sp3 membalik. Jika OH menempati kedudukan yang samadengan Br,
tentu (R)-2-butanol yang akan diperoleh.
jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN2, reaksi terjadi
lebih cepat apabila R merupakan gugus metil atau gugus primer, dan lambat jika
R adalah gugus tersier. Gugus R sekunder mempunyai kecepatan pertengahan.
Alasan untuk urutan reaktivitas jika kita menggambarkan mekanisme SN2.
Di bagian belakang karbon, tempat penggantian terjadi, keadaannya akan semakin
berdesakan apabila gugus alkil yang melekat pada karbon yang membawa gugus
pergi semakin banyak, sehingga reaksinya menjadi lambat.
Mekanisme SN1 adalah proses dua tahap. pada
tahap pertama, ikatan antara karbon dan gugus bebas putus, atau substrat
terurai. electron – electron ikatan terlepas bersama dengan gugus bebas, dan
terbentuklah ion karbonium. pada tahap kedua, yaitu tahap cepat, ion karbonium
bergabung dengan nukleofil membentuk hasil.
Pada mekanisme SN1 substitusi terjadi dua
tahap. Lambang 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua pereaksi
yang terlibat, yaitu substrat. tahap ini tidak melibatkan nukleofil sama
sekali. dikatakan, bahwa tahap pertama bersifat unimolekuler.
Adapun cara
mengetahui suatu nukleofil dan substrat bereaksi dengan mekanisme SN2
yaitu :
1. Kecepatan reaksi tidak bergantung pada konsentrasi
nukleofil. Tahap penentu kecepatan adalah tahap pertama nukleofil tidak
terlibat. Setelah tahap ini terjadi, ion karbonium bereaksi dengan nukleofil.
2.
Jika karbon yang membawa gugus bebas bersifat kiral,
reaksi mengakibatkan hilangnya aktivitas optic (yaitu, rasemisasi). Pada ion
karbonium, hanya ada tiga gugus yang melekat pada karbon positif. Karena itu,
karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk datar.
3. Jika substrat R-L bereaksi melalui mekanisme SN1,
reaksi berlangsung cepat jika R merupakan struktur tersier, dan lambat jika R
adalah struktur primer. Reaksi SN1 berlangsung melalui ion
karbonium, sehingga urutan kereaktifannya sama dengan urutan kemantapan ion
karbonium. Reaksi bergantung lebih cepat jika ion karbonium lebih mudah
terbentuk.
Jadi, reaksi substitusi nukleofilik terdiri dari dua jenis yaitu substitusi
nukleofilik bimolekuler (Sn-2) dan substitusi nukleofilik unimo-lekuler (Sn-1).
Reaktan yang lazim digunakan untuk reaksi substitusi nukleofilik adalah organo
halida karena ion halogen (X") adalah mempakan nukleofil yang sangat lemah
(gugus pergi) yang baik.
C. Reaksi SN1 Mekanisme SN1
dalah proses dua tahap
Pada tahap
pertama, ikatan antarakarbon dengan gugus pergi putus.
Gugus pergi terlepas
dengan membawa pasangan elektron, dan terbentuklah ion karbonium. Pada tahap
kedua (tahap cepat), ion karbonium bergabung dengan nukleofil membentuk
produk
Pada mekanisme SN1, substitusi terjadi
dalam dua tahap. Notasi 1 digunakan sebab pada tahap lambat hanya satu dari dua
pereaksi yang terlibat, yaitu substrat. Tahap ini sama sekali tidak melibatkan
nukleofil.
Berikut ini
adalah ciri-ciri suatu reaksi yang berjalan melalui mekanisme SN1:
1. Kecapatan reaksinya tidak tergantung pada konsentrasi
nukleofil. Tahap penentu kecepatan reaksi adalah tahap pertama di mana
nukleofil tidak terlibat.
2. Jika karbon pembawa gugus pergi adalah bersifat kiral,
reaksi menyebabkan hilangnya aktivitas optik karena terjadi rasemik. Pada ion
karbonium, hanya ada a gugus yang terikat pada karbon positif. Karena itu,
karbon positif mempunyai hibridisasi sp2 dan berbentuk planar. Jadi nukleofil
mempunyai dua arah penyerangan, yaitu dari depan dan dari belakang. Dan
kesempatan ini masing-masing mempunyai peluang 50 %. Jadi hasilnya adalah
rasemit. Misalnya, reaksi (S)-3-bromo-3-metilheksana dengan air menghasilkan
alkohol rasemik.
Spesies
antaranya (intermediate species) adalah ion karbonium dengan geometrik planar
sehingga air mempunyai peluang menyerang dari dua sisi (depan dan belakang)
dengan peluang yang sama menghasilkan adalah campuran rasemik X yang melalui
mekanisme SN1 akan berlangsung cepat-Reaksi substrat R jika R merupakan struktur tersier,
dan lambat jika R adalah struktur primer. Hal ini sesuai dengan urutan
kestabilan ion Karbonium, 3o > 2o >> 1o.
D. Perbandingan Mekanisme SN1
Dan SN2
SN2
|
SN1
|
|
Stuktur
Halida
Primer
atau CH3
sekunder
tersier
|
Terjadi
Kadang –
kadang
Tidak
|
Tidak
Kadang –
kadang
Terjadi
|
Stereokimia
|
Pembalikan
|
Rasemisasi
|
Nukleofil
|
Kecepatan
bergantung pada konsentrasi nukleofil, mekanisme memilih nukleofil anion
|
Kecepatan
tidak bergantung pada konsentarsi nukleofil, mekanisme memilih nukleofil
netral
|
Pelarut
|
Kecepatan
sedikit dipengaruhi kepolaran pelarut
|
Kecepatan sangat
dipengaruhi kepolaran pelarut
|
Berikut ini
ada beberapa petunjuk yang digunakan untuk mengetahui apakah suatu nukleofil
adalah kuat atau lemah.
1. Ion nukleofil bersifat nukleofil. Anion adalah pemberi
elektron yang lebih baik daripada molekul netralnya. Jadi :
2. Unsur yang
berada pada periode bawah dalam tabel periodik cenderung merupakan nukleofil
yang lebih kuat daripada unsur yang berada dalam periode di atasnya yang
segolongan. Jadi :
Karena
C dan N N: ,ºberada dalam periode yang sama, tidak mengherankan
jika pada ion -:C yang bereaksi adalah karbon, karena sifat nukleofilnya lebih
kuat.
Permasalahannya :
Berdasarkan uraian artikel saya diatas Pada mekanisme SN1 hanya
satu dari dua pereaksi yang terlibat, yaitu substrat Sedangkan pada SN2 menyatakan bahwa reaksi adalah bimolekuler, yaitu
nukleofil dan substrat, Nah bagaimanakah hal ini bisa terjadi,?
Mohon
bantuannya ya teman-teman :)
assalamualaikum wr. wb. saya mardhyati albanjari dengan nim RRA1C114002. Akan membantu menjawab permasalahan saudari rini. mekanisme SN2 merupakan satu tahap reasi, yaitu nukleofil menyerang dari belakang ikatan C-L. Pada satu keadaan (keadaan peralihan) nukleofil dan gugus bebas keduanya berasosiasi dengan karbon dimana substitusi terjadi. Pada saat gugus bebas membawa serta elektronnya nukleofil memberikan pasangan elektron lain. Lambang 2 digunakan untuk mekanisme kerja ini maka dari itu reaksi ini adalah bimolekuler atau dua molekul, yaitu nukleofil dan substrat terlibat dalam 2 tahap kunci (memang hanya satu-satunya tahap) dalam mekanisme reaksi.Nukleofil menyerang dari balik gugus pergi (L). Pada saat
BalasHapuskeadaan transisi, nukleofil dan gugus pergi terikat secara parsial pada atom karbon dimana terjadi subsitusi. Pada saat gugus pergi meninggalkan atom karbon dengan membawa pasangan elektron ikatan, nukleofil memberikan pasangan elektron ikatan dan menghasilkan produk tersubtitusi dengan konfigurasi inversi terhadap substratnya.
semoga membantu :)